Senin, 18 Januari 2016

Apa itu MEA ?

Persaingan di bursa tenaga kerja bakal makin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas Asean kepada akhir 2015 akan datang. 
Ini dapat mempengaruhi tidak sedikit orang, terutama pekerja yg berkecimpung kepada bidang keahlian kusus. 
Berikut lima aspek yg butuh Kamu ketahui & antisipasi dalam menghadapi pasar bebas Asia Tenggara yg dikenal bersama sebutan Warga Ekonomi Asean (MEA). 
Apa itu Warga Ekonomi Asean? 
Lebih dari satu dekade dulu, para pemimpin Asean sepakat menempa suatu pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara kepada akhir 2015 akan datang. 
Ini dilakukan biar daya saing Asean meningkat pun mampu menyaingi Cina & India utk menarik investasi asing. Penanaman aset asing di wilayah ini amat sangat dibutuhkan buat meningkatkan arena lapang tugas & meningkatkan kesejahteraan. 
Pembentukan pasar tunggal yg diistilahkan dgn Penduduk Ekonomi Asean (MEA) ini nantinya mengijinkan satu negeri jual barang & jasa bersama enteng ke negara-negara lain di seluruhnya Asia Tenggara maka turnamen dapat makin ketat. 
Bagaimanakah itu mempengaruhi Kamu? 

Beragam profesi seperti tenaga medis boleh diisi oleh tenaga kerja asing terhadap 2015 akan datang. 
Penduduk Ekonomi Asean tak cuma terhubung arus perdagangan barang atau jasa, tapi serta pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, & yang lain. 
Staf Husus Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dita Indah Sari, memaparkan bahwa MEA mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yg pada awal mulanya menghalangi perekrutan tenaga kerja asing. 
"Pembatasan, terutama dalam bagian tenaga kerja profesional, didorong buat dihapuskan," jelasnya. 
"Sehingga terhadap intinya, MEA dapat lebih terhubung kesempatan tenaga kerja asing buat isikan bermacam jabatan juga profesi di Indonesia yg tertutup atau minim tenaga asingnya." 
Apakah tenaga kerja Indonesia sanggup beradu dgn negeri Asia Tenggara lain? 
Banyaknya pimpinan asosiasi profesi mengaku pass optimistis bahwa tenaga kerja ahli di Indonesia lumayan bisa berkompetisi. 
Ketua Persatuan Advokat Indonesia, Otto Hasibuan, contohnya menyampaikan bahwa tren pemakaian pengacara asing di Indonesia malah makin menurun. 
Oke jabatan di buka, bidang diperluas, namun syarat diperketat. Menjadi buka tak asal buka, bebas tak asal bebas. 
Dita Indah Sari 
"Pengacara-pengacara kita, terlebih yg muda-muda, telah lumayan top. Sewaktu ini ganjalan kita kan hanya bahasa. Namun sekarang ini tidak sedikit anggota-anggota kita yg sekolah di luar negara," menurutnya. 
Di bagian akuntansi, Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia, Tarko Sunaryo, mengakui ada kekhawatiran sebab tidak sedikit pekerja belia yg belum menyadari adanya kontes yg makin ketat. 
"Selain kebolehan Bahasa Inggris yg kurang, kesiapan mereka pun amat tergantung terhadap mental. Tidak Sedikit yg belum siap seandainya mereka beradu dgn akuntan luar negara." 
Dengan Cara Apa Indonesia mengantisipasi arus tenaga kerja asing? 
Staf Husus Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dita Indah Sari, menyebutkan tidak mau "kecolongan" & mengaku sudah menyiapkan taktik dalam menghadapi pasar bebas tenaga kerja. 
"Oke jabatan di buka, bagian diperluas, namun syarat diperketat. Menjadi buka tak asal buka, bebas tak asal bebas," tuturnya. 
"Kita tak ingin tenaga kerja lokal yg sebetulnya berkwalitas & bisa, tapi sebab ada tenaga kerja asing menjadi tergeser. 
Sebanyak syarat yg ditentukan antara lain kewajiban berbahasa Indonesia & sertifikasi Instansi profesi terkait di dalam negara. 

Permintaan tenaga kerja mendekati MEA dapat makin tinggi, kata ILO. 
Apa keuntungan MEA bagi negara-negara Asia Tenggara? 
Riset teranyar dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyatakan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yg akbar. 
Tidak Hanya mampu membuat jutaan arena lapang kerja baru, skema ini pula bakal meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yg hidup di Asia Tenggara. 
Terhadap 2015 akan datang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional dapat naik 41% atau kurang lebih 14 juta. 
Sementara permintaan dapat tenaga kerja kelas menengah bakal naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. 
Tetapi laporan ini memprediksi bahwa tidak sedikit perusahaan yg bakal menemukan pegawainya kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja dikarenakan kurangnya pelatihan & pendidikan profesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar